Kok bisa off-kamera ? sebenarnya pada beberapa kamera DSLR sudah tertanam fungsi tersebut ( master / commander ) .. untuk kamera jebot kayak punya saya-pun sebenarnya bisa dengan asesoris tambahan . Well , semua kamera kayaknya bisa ya.. asal ada mekanisme untuk mentrigger flash .
- di Nikon ada yang namanya Nikon CLS ( Creative Lighting System ) .. di Canon namanya E-TTL . Nikon CLS menggunakan IR ( infrared ) untuk berkomunikasi dengan flash – flash lain . Jadi harus line-of-sight dengan kamera lain meski kyknya bisa juga mentrigger flash lain di balik tembok ( link ) . Keuntungannya adalah canggih ! Body camera bisa berkomunikasi dengan flash-flash yang ada , mengatur power yang ada , mengatur white balance dsb dsb .. kita tinggal setting seperti biasa dan wah . Kerugiannya : harus line-of-sight dan mahal bo !
- menggunakan Sync cable .. body kamera dan flash dihubungkan via kabel khusus. kerugiannya : beribet , banyak kabel2 bertebaran . Keuntungan: fungsi TTL masih jalan
- menggunakan Radio trigger . Flash ditrigger dari kamera menggunakan frekuensi radio . Ada adapter khusus untuk mekanisme ini : transmitter dan receiver. Sesuai namanya pasti teman-teman tau artinya lah. Transmitter terpasang di body kamera . Jika flash di trigger , transmitter mengirimkan sinyal ke satu / beberapa receiver + flash . Keuntungan : tidak harus line-of-sight .. ini keunggulan utama yg banyak menarik minat orang. Kerugian : fungsi TTL (flash auto ) tidak jalan , harus manual . Dooh manual lagi ?? jaman udah canggih masih manual..hehehehe , yup manual . Hmm sebenarnya sudah ada sih , radio trigger yang bisa TTL . Silahkan google mandiri
Sampai akhirnya saya melihat DVD One Light workshop-nya Zack Arias .. saya mulai tertarik. Ternyata mudah , teori dan prinsip2-nya gampang diingat . Tidak jauh berbeda dengan konsep exposure pada umumnya dengan beberapa catatan seperti :
- shutter speed mempengaruhi ambien exposure ( background )
- inverse square law.. aga ribet nih diterangin tapi intinya exposure yang keluar dari flash akan berkurang secara bertahap dengan rumus inverse square law tersebut
- ada tambahan lighting yaitu dari flash .. kita bisa control output-nya ( jika mode manual )
- aperture dan ISO tetap fungsinya untuk mengatur cahaya yang masuk
- Nikon SB24 , saya beli bekas nih mumpung ada yg jual dengan harga murah ( 950rb ) .. salah satu enaknya dengan radio trigger adalah kita tidak harus beli flash yang baru dan modern. Yang penting adalah bisa manual..lha wong yg dipake cuma manual power-nya kok . Nikon ?? karena satu kerabat :p .. ga ding , karena voltage-nya tergolong aman untuk di trigger dan ada PC socket .
Btw.. saya masih cari flash lagi nih . Yg merasa ingin jual flash-nya dengan harga reformasi , post your offer in comment box below . Lho kok banyak? iya , sepertinya satu sumber lighting belum cukup euy .. minimal 2 , syukur2 dapat tiga - Radio trigger dari China .. murah meriah . 400-an saya sudah dapat 1 transmitter dan 2 receiver . Dapat dibeli di bursa FN mumpung masih ada . Penjualnya baik dan terpecaya.
Kalau pny dana lebih , mending beli Pocket Wizard . Ini udah handal banget dan reliable. Saya mah masih dalam tahap belajar.. jadi yg ecek ecek dulu aja lah - Stuff .. ahhh iya .. asesoris tambahan seperti light stand , spigot , softbox , dll . Banyak juga sih.. itung-itung bisa kebeli iPhone juga nih :p
But the good thing is .. komunitas strobist adalah komunitas kreatip . Semua asesoris tersebut bisa dirakit sendiri dari bahan-bahan rumahan yang ada . Misal softbox .. kayaknya pakai tutup tudung makanan juga bisa tuh :p atau cara lain ( Google )
Nikon SB24 saya letakkan menghadap ke dinding kulkas . Panggil anak saya “ra , ada es-krim di kulkas” .. dia buka pintu dan jepret . Mayan buat pemula lah (subyektif ) . Masih perlu banyak perbaikan sih .. misal lighting tambahan utk menunjukkan detil pintu / body kulkas hmm . Coba amati , background sekitarnya adalah hitam gelap. Padahal saya ambil foto nya pada kondisi lampu menyala lho .. kok bisa ?? kuncinya adalah saya menggunakan shutter speed yang tinggi yaitu 1/250s . Ingat poin yg saya sebutkan tadi .. shutter speed mengatur ambien exposure . Dan 1/250s sudah cukup untuk membuat ambien sekitar menjadi gelap. Satu2nya sumber cahaya yg ada ya dari flash tersebut .. setting2 lain lupa ah.. ga penting kali
Hmmm .. segitu dulu deh. Stay tune .. kyknya saya bakal bnyk experimen dengan strobist ini . Klo ada yg salah2 mohon dikoreksi ya.. kan belajar sambil menulis . yuk belajar bareng
Link belajar strobist :
belajar strobist dari awal
komunitas id strobist
artikel strobist di kompas
Sumber : http://tukangmoto.wordpress.com/
No comments:
Post a Comment